BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Friday, January 9, 2009

erti seorang sahabat

Kenapa disaat terjatuh kita ingin seseorang memeluk kita atau sekadar menemani kita? Mengapa juga ketika disakiti kita ingin seseorang untuk tempat kita mengadu?
Mungkin kita akan menjadi sakit kembali ketika melihat atau mendengar seseorang yang kebetulan mirip dan dekat dengan orang yang pernah melukai kita.
Adakalanya dengan ketakutan dan kebingungan kita memutuskan tidak akan pernah percaya dan mencintai sesiapapun lagi. Kitapun merasakan senang jika ada seseorang yang selalu di sisi kita saat sedih mahupun saat senang.
Seseorang yang selalu membantu kita tanpa mengharap apapun selain senyuman kita. Yang mengerti, yang memahami dan menerima kita seadanya.
Beberapa dari kita menyebutnya sahabat perjalanan hidup? Sebahagian lebih sederhana mengatakan teman seperjuangan? Bagi yang romantis mengatakan kekasih hati? Teruntuk yang menikah mengakui Tuhan menciptakannya agar kita tidak merasa kesepian? Sejauh mana beza dari semua itu?
Kenapa bersahabat? Benarkah hidup terlalu keras untuk dijalani seorang diri? Atau kerana kita ingin menumpahkan rasa sayang dan cinta yang ada dalam hati? Mungkinkah kerana kita memiliki sesuatu yang sejalan hingga kita menyamakan orang lain dengan apa yang kita rasakan.
Sungguh!! Betapa sulit mencari sahabat waktu kita berada dalam kesusahan. Dan benarlah betapa mudah mengajak seseorang untuk bergabung dalam kegembiraan kita.
Memang... kita semua begitu tidak menyukai penderitaan, meski kita tahu tidaklah mungkin boleh lepas darinya? Meski kita semua tahu hidup hanyalah ritme bergantian antara kesedihan dan kesenangan? Walaupun kita sedar kebahagiaan hanya milik orang ¿ orang yang pernah menderita dahulu. Dan tiap orang pastilah punya erti sendiri dalam mengerti penderitaan dan kebahagiaan.
Siapa yang kau anggap sahabat? Apakah seseorang yang tiada pernah menyakitimu? Mungkinkah seseorang yang tidak akan pernah meninggalkan dirimu? Betulkah seseorang yang dirimu memutuskan untuk mempercayainya? Atau seseorang yang tidak pernah mengatakan kebaikan kepadamu?
Seumpama kita bisa mendengar hati orang lain dan memang benar mahu mendengar? Tak pernah ada orang mempunyai cita ¿ cita untuk jadi orang jahat dan hidup tidak berbahagia? Seandainya kita boleh melihat dan memang benar mahu melihat? Ketika seseorang sedang tertidur pulas, kita akan bisa untuk lebih berfikir beberapa kali sebelum berani sekadar berprasangka keji apalagi untuk menyakitinya. Tetapi kenapa itu terkadang terpaksa?
Di saat kita tiba ¿ tiba merasa peduli dengan seseorang, kita seolah boleh merasakan apa yang sedang menjadi bebannya dan kita ingin meringankannya? Namun terkadang kita sangat acuh kepada seseorang yang benar ¿ benar memerlukan kita.
Apa yang kita cari? Untuk siapa dan untuk apa kita diciptakan di dunia ini? Apa beza kita dengan orang lain?
Sedalam kelemahan kita harusnya kita lebih sering berkata maaf di banding akur. Jika kita memang menganggapnya sahabat? Setinggi keinginan kita harusnya lebih berbahagia berkata aku tidak mahu menyusahkan dibanding mengertilah diriku? Jika kita mengeri bahawa dia sahabat kita?
Membayangkan kita berbahagia sendiri sedangkan sahabat ¿ sahabat kita berada dalam kesusahan, haruskah kita makan dan tidur dengan tenang? Mungkin lebih baik semua sahabat telah berbahagia dan kita turut berbahagia meski itu harus berbohong demi perasaan itu? Kerana syurga masih terlalu luas untuk semua ini, kenapa tidak berkongsi?
Bertahanlah, kerana sahabatmu adalah semua yang pernah hadir dalam hatimu? Berterima kasihlah, sahabatmu adalah semua yang telah membentukmu hingga kamu menjadi seperti sekarang ini? Bersiaplah, kerana kamu akan masih kehilangan banyak sahabat untuk menemukan sahabat ¿ sahabat baru sepanjang perjalanan hidupmu.

0 comments: